Jumat, 25 Oktober 2019

Sistem Representasi





Sistem Representasi adalah sistem kecenderungan cara indera tubuh kita menangkap  sebuah informasi menjadi data internal kita.
Adapun sistem representasi manusia terdiri dari atas 3 buah hal yang dominan. Mereka adalah
Visual, Auditory, dan kinestetik. Sistem representasi lainnya tidak kita sebutkan di sini karena kecilnya prosentase mereka dibandingkan dengan 3 sistem representasi diatas yg lebih dominan.

Sistem representasi dapat digambarkan dengan lebih sederhana dan jelas  sebagai berikut:

Seseorang yang dengan sistem representasi  visual (penglihatan) akan banyak menggunakan kata-kata dalam daftar berikut:
Melihat, mengawasi, meninjau, memandang, jelas, kabur, warna,  dan kata kata semacamnya yg dapat ditangkap oleh mata.
Sebagai kata contoh orang dengan sistem representasi visual adalah adalah :
Lihatlah rumah itu, indah sekali.”
“Tulisan alamat itu tidak jelas.”
“Besok pagi para menteri akan meninjau proyek tersebut.”

Seseorang yang  dengan sistem representasi auditory (pendengaran)  akan banyak menggunakan kata-kata dalam daftar berikut:
Mendengar, nyaring, berisik , sumbang, keras, lembut, stereo, monoton, dan kata-kata semacamnya yg dapat ditangkap oleh telinga.
Sebagai kata contoh orang dengan sistem representasi audio  adalah adalah :
Dengarkan aku kalau sedang bicara.”
Pelankan,  suara televisi itu terlalu keras.”
“Suara penyiar radio itu sungguh lembut.”

Seseorang yang  dengan sistem representasi Kinestetik (Perasaan)  akan banyak menggunakan kata-kata dalam daftar berikut:
Merasa, tersentuh, nyaman, aman, hangat, dingin, lembut, kasar, dan kata-kata semacamnya yg dapat ditangkap oleh perasaan
Sebagai kata contoh orang dengan sistem representasi kinestetik adalah adalah :
“Hatinya tersentuh akan nasihat ibunya.”
“Kata katanya dingin, menjawab pertanyaannya.”
“Ia merasa kurang difahami.”

Sistem Representasi ini kadang-kadang bercampur satu sama lainnya. Namun apabila kita cermati dengan lebih teliti maka satu representasi lebih dominan dibanding sistem representasi yg lain.
Atau seseorang pasti memiliki satu sistem representasi yang dominan dibanding sistem representasi lainnya. Demikianlah adanya.

Untuk apakah mengetahui sistem Representasi seseorang?
Mengetahui sistem representasi seseorang adalah sangat berguna untuk mendapatkan saling faham, persetujuan dan lebih banyak jawaban “Ya” dari lawan bicaranya.

Jika sistem representasi lawan bicara Anda adalah visual, maka gunakanlah kosa kata visual (Penglihatan) dalam menjawabnya seperti diatas. Agar komunikasi dapat saling paham untuk mudah mendapatkan persetujuan dan perhatian mereka.
Sebagai contoh :
Orang 1 : “Kamu melihat tayangan televisi itu?”
Orang 2 : “Ya saya melihatnya dengan jelas.

Demikian juga dengan cara menanggapi orang  dengan sistem representasi Audio dan kinestetik.

Selamat berlatih dan tetap semangat!

Mangkunegaran, 00:23, 25 Okt 2019
Surakarta.

Senin, 21 Oktober 2019

Nilai Tambah (Value Added )





Sebuah benda akan hanya tampak sebagai seonggok benda. Ia mungkin mempunyai struktur  seperti dimensi dan waktu. Panjang, lebar, tinggi/kedalaman atau tahun pembuatannya.  Benar, salah satu struktur ini apabila digarap secara unik, maka akan menambah cantik/atau menambah nilai bagi benda tersebut.

Tetapi pernahkah terpikir jika sebuah benda yang ditambahkan nama atau judul maka ia bukanlah hanyalah  seonggok benda lagi. Ia menjadi unik. Bayangkan patung seorang lelaki yang perkasa kemudian ia diberi judul David. Tentu ia memancing imajinasi kita lebih jauh tentang patung tersebut.

Nilai tambah lainnya misalnya adalah story/sejarah/atau latar belakangnya.  Bayangkan sebuah  benda dengan story,  misalnya, dibuat pada abad “Renaisance”. Kemudian keterangan  bahwa patung tersebut dibuat oleh seniman terkenal seperti Leonardo da Vinci misalnya.
Tambahan  value(seperti judul/history/latar belakang) ini tentu memiliki harga milyaran rupiah setelah diketahui value added-nya tersebut, dibanding dengan  tampilannya saja; hanya sebuah patung.

Contoh tersebut diatas tentu hanyalah sebagai sebuah contoh.  Untuk menambah nilai tambah (Value Added) tidak perlu untuk karya yang sudah masyur belaka.  Setiap karya, meskipun baru,  jika memiliki  seperti judul/tema/latar  belakang  tertentu, tentu lebih di hargai khalayak dari pada sebuah karya yang tidak memiliki  nilai tambah apa-apa.

Itulah sebabnya, misalnya,  seorang perupa yang memiliki tema tertentu, misal minimalis, realis, kubis, surealis dapat menjadi trade mark bagi seniman tersebut dibandingkan jika ia hanya berkarya tanpa suatu patron, pola dan tema.

Penulis pernah melihat seorang penjual pisang goreng biasa. Yang menjadikan penulis penasaran setiap lewat didepannya adalah kios penjual tersebut diberinya nilai tambah (Value added) dengan memberi kedai tersebut nama “Kedai Pisang Goreng Bang Umar”.
Hanya dengan memberi nama/trade mark pada kiosnya dengan nama kedai bang Umar inilah yang membuat penulis dan orang-orang yang melewati kiosnya ini tertarik untuk membeli dan membeli. Demikian contoh sederhananya betapa sebuah trade mark/judul,  yang merupakan sebuah nilai tambah, dapat memikat dan sangat memikat penikmatnya.

Contoh lainnya adalah pada penggalangan dana masyarakat. Jika kita hanya menghimbau masyarakat ; ayo bayarlah zakat! Ini tentulah bukanlah himbauan yang cukup menarik dan memikat. Namun Jika kita beri story telling dibelakangnya tentulah lain cerita.
Misalkan, “Zakat ini akan disalurkan ke saudara-saudara kita yang kurang beruntung  yang membutuhkan di kawasan muslim  tertindas,  uighur & rohyngya. “ Ini tentulah  lain ceritanya.

Seorang sales dapat menyentuh pembelinya tidak hanya dari segi teknis-nya saja (Spesifikasi, kemudahan spare part, teknologi terbaru, dll). Namun dapat pula menyentuh dari segi  non teknis-nya, segi emosional , misalnya. Ini tentu lebih menarik.
Segi emosional yang dapat kita garap misalnya, benda ini dibuat oleh kalangan disabilitas misalnya. atau 10% dari uang penjualan ini akan disumbangkan bagi para tunawisma di jalanan.

Manusia hanyalah sebagai manusia belaka adanya. Namun menjadi menarik jika ia memupunyai nama, latar belakang, suku, agama dan hal- hal unik yang berbeda lainnya. Tentu ini menjadi menarik untuk kita lebih mengenal dan mempelajarinya.

Disaat kita menawarkan sebuah benda atau jasa, berilah ia nilai tambah (value added) yang dapat kita tambahkan kepadanya.  Sehingga ia dari hanya sebuah benda menjadi sebuah tema.

Tetap semangat !
Surakarta, 0:56, 21 Oktober 2019


Senin, 07 Oktober 2019

Modelling

                                               

      Anda tidak bisa tidak berkomunikasi. 
Diam andapun adalah bentuk komunikasi.
- Anonim



Modelling adalah meniru sebuah patron dengan gaya mereka maupun gaya Anda sendiri baik yang tersurat maupun yang tersirat untuk mendapatkan pola/atau hasil yang sepadan ataupun sama

Kita terlahir sebagai pembelajar. semenjak kita mulai bertumbuh atau pun dalam kandungan kita telah belajar meniru pola-pola yang dibuat oleh orang tua kita yang kita kasihi . Menginjak remaja kita mulai mempunyai tokoh sang idola. apakah itu tokoh atau artis pemeran, penyanyi, olah ragawan, tokoh agama maupun tokoh idola Anda lainnya. Kita ingin seperti mereka. dan kita pun tanpa sadar meniru tingkah laku dan gaya mereka. Apakah itu dalam hal busana, gerak-gerik, cara bicara dan lain sebagainya.

Jika idola Anda adalah Ade Rai, maka anda akan mati-matian untuk membentuk tubuh Anda seindah idola Anda tersebut. Bila idola Anda Bambang Pamungkas,mungkin Anda akan berlatih sesering frekuensi mereka. Dan bahkan meniru gaya mereka.

Semua contoh hal diatas adalah yang di dalam istilah NLP disebut Modelling. Anda secara tidak sadar maupun sadar telah meniru (Parotting/mimming/Mimikri) tokoh idola anda tersebut karena kekaguman Anda pada mereka. Didalam hati Anda, Anda ingin semahir/meniru gaya hidup mereka atau sukses seperti mereka. Hal itulah yang disebut dalam tema ini Modelling.


Modelling yang termudah adalah dengan meniru tampak luar idola Anda tersebut. Cobalah hidupkan pesawat televisi, Lalu matikan volumenya. Apakah Anda mendapatkan pesan mereka?

Berikut langkah-langkah praktis untuk mendapatkan modelling anda Sempurna :
1. Rekam percakapan wawancara artis/aktris idola Anda
2. cobalah tangkap pesan dan kesan mereka
3. Ulangi terus menerus sampai anda mengerti maksud mereka.
4. Tirukan gaya dan tingkah laku mereka
5. Ulangi sekali lagi.
6. Ulangi tirukan gaya dan tingkah laku mereka pada sebuah cermin
7. Sinkronkan.
8. lakukan modelling mereka
9. Lakukan modelling dengan gaya sendiri Anda dihadapan cermin
10. sinkronkan.
11 Lakukan sampai Anda mahir diluar kepala
12.Sinkronkan.
13. Selamat! Anda telah semahir idola Anda.

Semoga bermanfaat.
Tetap Semangat.

Semoga Anda Sukses!

PONDOK BIRU, Surakarta.

Selasa, 01 Oktober 2019

Pengantar

Sehubungan dengan pembaharuan artikel-artikel lama telah kami hapus.
Kami akan memulai ketengahkan judul judul dengan tema tema baru

Terimka Kasih atas supportnya selama ini.

Agus Sri M-

Komunikasi Non Verbal




Komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan non-verbal. Komnunikasi verbal meliputi pengunaan kata-kata secara lisan, intonasi, dialektika, tekanan kecepatan dan dinamika. Sedangkan komunikasi  non verbal meliputi gesture (gerakan badan) dan bahasa tubuh serta ekpresi wajah.
Komunikasi verbal  mengambil peran kurang dari 40%, sedangkan komunikasi non verbal mengambil peran lebih dari 60%.
Komunikasi secara verbal telah kita bahas dalam judul-judul terlampir sebelumnya.
Pada kesempatan ini kita akan mempelajari komunikasi secara non verbal.
Selamat menyelami dan selamat menikmati.

Komunikasi Non Verbal.
1. Ekspresi Wajah.
Ekspresi wajah mengambil peranan yang penting dalam berkomunikasi. Seseorang tidak akan tampak meyakinkan mengucapkan suatu maksud apabila Ekspresi wajahnya tidak mendukung maksud yang disampaikan.
2. Bahasa Tubuh
Bahasa Tubuh juga mengambil peranan yang penting dalam berkomunikasi. Penerima pesan komunikasi akan menilai ketulusani/tujuan/maksud dan kesungguhan pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara otomatis secara Bawah sadar mereka.   Seorang Pewawancara kerja yang terlatih dapat menilai jawaban atas pertanyaan secara akurat dengan mengamati bahasa tubuh mereka.
3. Gesture.
Beberapa budaya dan adat secara geo- kultur ber komunikasi dengan gerakan gesture tertentu. Beberapa berupa gesture gerakan pada tangan, terkadang anggukan-anggukan dan gerakan pada kepala. Kita sering mendapatinya saat kita mengamati dalam sebuah sinema atau telenovetik. Anda tentu mengerti  yang kami  maksud !

Latihan 1:
1.       Siapkan dan tuliskan teks pidato singkat Anda. 
2.       Latih Ekspresi wajah, Bahasa tubuh, dan Gerakan gesture yang Anda lakukan didepan cermin.
3.       Lakukan sinkronisasi.
4.       Ulangi beberapa kali.
5.       Evaluasi.
6.       Sempurnakan sekali lagi.
7.       Evaluasi.
8.       Selamat! Anda telah menjadi komunikator handal!


Perpustakaan Jakarta Timur, Agus Sri Muljoto

Catatan pinggir: 
 Ekspresi Wajah, Bahasa Tubuh dan Gestur....Lihat pada judul-judul sebelumnya.


Tetap Semangat!